Senin, 07 Mei 2018

Resume Guest Lecturer Rabu 18 April


            Pada hari Rabu, 18 April 2018, Universitas Multimedia Nusantara mengadakan Guest Lecturer dengan pembicara Profesor Thomas Djamaluddin seorang spealisasi studi navigasi, astronomi, astrofisika. Thomas Djamaluddin merupakan Kepala LAPAN dari 2014 hingga sekarang. Beliau membawakan materi tentang Lembaga Penerbangan dan Antaraksi Nasional (LAPAN). Tujuan dari LAPAN sendiri untuk meningkatkan kualitas penerbangan dan antariksa dengan taraf internasional, meningkatkan kualitas produk teknologi dan informasi di bidang penerbangan dan antariksa, serta melaksanakan dan mengatur penyelenggara keantariksaan untuk kepentingan nasional.
            LAPAN dalam prosesnya telah membuat berbagai program. Tujuan dari program LAPAN sendiri yaitu
1.      Pengembangan teknologi satelit dengan meluncurkan satelit LAPAN-A3 pada 22 Juni 2016.
2.      Pengembangan teknologi pesawat transport dan pemantau maritim tanpa awak dengan melakukan evaluasi misi pada N216.
3.      Pengembangan teknologi roket untuk menjadi roket peluncur satelit
4.       Pengembangan bank data penginderaan jauh nasional
5.      Pengembangan sistem pemantauan bumi nasional
6.      Pengembangan sistem pendukung keputusan dinamika atmosfer equator
7.      Pengembangan sistem pendukung kepututsan cuaca antariksa dan observartorium

Profesor Thomas juga memberi tahukan tentang aplikasi SADEWA 3.0. SADEWA merupakan kepanjangan dari Satellite-based Disaster Early Warning System) merupakan sistem peringatan dini bencana yang memonitor kejadian hujan ekstrim yang berpotensi menimbulkan bencana banjir dan longsor di seluruh wilayah Indonesia dengan resolusi 5 km2 mendekati real time.
Selesai presentasi yang dilakukan Professor Thomas, sesi tanya jawab dilakukan. Dalam sesi tanya jawab professor Thomas menjelaskan beberapa hal diantara tentang keterlambatan Indonesia dalam meluncurkan satelit. Keterlambatan pemerintah Indonesia dalam meluncurkan satelit dikarenakan masalah biaya anggaran. Untuk meluncurkan satelit dibutuhkan biaya yang besar contohnya saja Satelit BRI yang biaya anggarannya mencapai 2,5 Triliun dan untuk perijinan satelit cukup susah karena bisa disalah gunakan untuk kepentingan militer.
Lalu Professor Thomas juga menjelaskan kenapa di Indonesia tidak ada astrounot. Sebenarnya dulu sempat ada 3 orang astrounot. Namun karena kegagalan project tersebut dan kurangnya dana dari pemerintah dalam segi antariksa yang menyebabkan akhirnya project tersebut berhenti. Professor Thomas juga menegaskan apabila ada sponsor yang mendanai sebenarnya project tersebut bisa diteruskan.
Pertanyaan selanjutnya dari peserta seminar adalah apakah di mars bisa ditinggali?. Professor Thomas menjawab bahwa mars tidak memungkinkan untuk hidup manusia karena permukaannya yang tidak mendukung kehidupan, namun di mars ada air. Selain itu udara di mars juga tidak mendukung kehidupan manusia. Pertanyaan yang menarik selanjutnya adalah tentang keberadaan area 51. Professor Thomas menjelaskan bahwa area 51 tidak dapat dipercaya namun manusia bukanlah makhluk hidup satu-satunya dibumi dan sudah diakui dari segi astronomi. Soal alien, Professor Thomas menjelaskan bahwa UFO tidak dapat dipercaya dari segi astronomi karena untuk melakukan perjalanan dari satu planet ke planet lain butuh waktu kurang lebih 4 tahun cahaya.
Berakhir sesi tanya jawab dan diteruskan sesi kedua oleh Vanny Narita, PHD. Vianny Narita adalah seorang peneliti dan juga lulusan dari  University of Tennessee, Knoxville, USA. Salah satu penelitian Vanny Narita adalah penelitian lalat buah untuk dijadikan obat kanker.
Beliau banyak menjelaskan tentang penelitiannya dan cara mengkomunikasikannya dengan masyarakat awam. Yang menjadi tantangan baginya adalah untuk menjelaskan kepada masyarakat awam tentang penelitiannya dengan bahasa yang mudah dan dapat dimengerti. Vanny Narita juga menjelaskan terkait dengan penggunaan antibiotik. Antibiotik memang masih diperlukan dengan harga yang mahal namun itu juga hanya dalam kondisi urgent. Antibiotik berguna untuk memperkuat kekebalan tubuh namun ada juga beberapa bakteri yang kebal terhadap antibiotic. Kembali lagi ke individu masing-masing harus lebih memperhatikan kesehatan tubuh dan lifestyle. Diakhir acara Vanny Narita menjelaskan bahwa obat kanker sampai saat ini belum ditemukan kecuali leukemia sebelum stage 3.
Sekian rangkuman sesi acara Guest Lecturer yang diadakan Universitas Multimedia Nusantara. Semoga kedepannya akan lebih banyak lagi acara seperti ini karena sangat menarik sekali mempelajari sains dengan cara mengundang ahlinya secara langsung.

Minggu, 18 Maret 2018

Finding Science Stories


                Dalam Science journalist, kamu akan dihadapkan dengan dua pilihan yaitu menunggu berita tersebut sampai kepadamu atau aktif mencarinya keluar. Masing-masing dari pilihan tersebut memiliki keuntungan tersendiri. Jika hanya menunggu peristiwa tersebut sampai kepadamu, kamu akan mendapatkan data-data yang kredibel namun nantinya akan bersifat sama dengan media-media lain. Jika aktif mencari, kamu bisa mendapatkan informasi melalui internet ataupun wawancara dengan narasumber yang kredibel.
                Sebagai jurnalis kita harus mampu untuk menentukan sumber-sumber yang kredibel. Dalam science journalist ada 2 jenis sumber yaitu: primary dan secondary. Primary Source bisa dilakukan dengan wawancara narasumber yang expert dibidangnya, press conference atau science conference. Sedangkan secondary source bisa melalui internet, website suatu organisasi dan jurnal.  Ide untuk menulis juga bisa didapatkan dari hal yang paling dekat dengan kehidupan kita seperti bahaya mengkomsumsi rokok sehabis makan.
                Jika ingin memonitor suatu topik, kita dapat menggunakan fitur google alerts. Google Alerts akan memudahkan anda untuk memperoleh informasi secara cepat dan ekslusif. Namun kita harus tetap melihat apakah website tersebut kredibel atau tidak.

Meet a Scientist
                Jurnalis mempunyai akses untuk melalukan interview kepada siapa saja, bahkan orang terkenal sekalipun. Namun bagaimana caranya untuk bisa melakukan interview dengan Scientist? Science CafĂ© adalah tempat untuk bertemu para scientist. Melalui http://wwww.cafescientifique.org/world .links.html kita bisa melihat list para scientist di Dunia. Kita juga bisa mendapatkan nomornya melalui poster/banner atau dengan mendatanginya secara langsung apabila kita mengetahui alamatnya.
                Kita juga bisa menggunakan google Scholar (www.scholar.google.com) untuk mencari penelitian atau jurnal yang terkait dengan bahan liputan kita dan mendapatkan nama, kontak serta alamat scientist tersebut. Selain Google Scholar kita dapat menemukan tentang berita science dan gambar secara gratis melalui SciDev.Net.
                Kita dapat dengan cepat membaca suatu jurnal dan menentukan apakah jurnal tersebut cocok atau tidak dengan membaca ringkasan atau abstrak dari jurnal tersebut. Kemudian membaca kesimpulan di bagian akhir. Dengan metode ini kita dapat mengetahui garis besar dari jurnal tersebut, karena ada banyak sekali jurnal di internet dan apabila kita membaca semuanya maka akan menghabiskan banyak waktu.
                Namun tidak mudah untuk memenentukan website tersebut kredibel atau tidak, lebih baik mengecek dari beberapa sumber. Tidak semua hasil penelitian dari scientist di publish melalui internet dan internet hanyalah bersifat membantu, sisanya adalah anda sendiri yang menentukan.

Etika Dilema
                Independen adalah suatu hal yang penting. Walaupun kita disponsori oleh suatu instansi namun kita harus tetap menuliskan berdasarkan data-data yang ada dilapangan. Meskipun resiko kehilangan sponsor di masa mendatang, namun mengungkap kebenaran sudah menjadi tugas utama bagi jurnalis. Apabila kita dibayari biaya travel, sebaiknya anda memberi tahu editor anda dan para audiens yang membaca artikel anda dengan menulis “Artikel ini disponsori oleh……”. Dengan begitu maka akan menjalin kerjasama yang baik dengan sponsor.




Erwin Halimuci
14140110127




Jumat, 10 November 2017

"Before The Flood" Review.

Before The Flood sebuah film documenter berdurasi satu jam tiga puluh lima menit ini menampilkan banyak sekali informasi tentang global warming yang terjadi di dunia pada saat ini. Secara visual, film ini menyajikan cinematography yang sangat memanjakan mata. Kesan saya pada saat menononton ini adalah tidak pernah bosan karena dimanjakan sekalk secara visual.Ditambah lagi dengan kehadiran LeoNardo Di Caprio sebagai produser sekaligus peran utana yang membuat film dokumenter ini sangat lah menarik perhatian untuk di tonton secara serius. Didalam film ini Leonardo selalu muncul hampir disetiap scene, berbicara dengan ilmuwan terkenal di dunia, orang-orang hebat di dunia mulai dari Barrack Obama sampai dengan Pope Francis.
 Film ini diawali dengan imajinasi Leonardo pada saat kecil yaitu sebuah lukisan Hieronymus Bosch yang digantung diatas ranjang bayinya. Lukisan tersebut seperti menjelaskan apa yang terjadi di bumi sekarang ini. Kemudian dilanjutkan kembali dengan scene Leonardo diangkat menjadi duta perdamaian oleh Sekjen PBB pada tahun 2014. Salah satu scene yang paling berkesan untuk saya adalah saat Leonardo DiCaprio mendatangi hutan Sumatra. Hutan di Sumatra merupakan tiga hutan terbesar di Dunia dan yang paling disorot adalah tentang pembakarang hutan di Sumatra oleh perusahaan-perusahaan minyak.
 Tidak hanya visual, selayaknya film dokumenter memang informatif bagi penontonnya. Before The Flood mencertikana tentang Global Warming yang terjadi di Dunia dan apa yang dapat kita lakukan untuk dunia ini Film ini memberikan realitas yang terjadi pada bumi sekarang. Es yang meleleh di kutub utara, volume air laut yang meningkat dan cuaca yang berubah-rubah. Walaupun kebanyakan film ini mengambil footage dari berita ( kebanyakan Fox News) namun pesan yang ingin disampaikan film ini tersampai dengan baik.
 Leonardo DiCaprio juga mendatangi India, Cina dan Amerika karena menjadi penyumbang karbon dioksida dan gas metana terbesar di Dunia. Status “Aktor Hollywood” yang disandang Leonardo DiCaprio dapat berguna untuk menjadikannya influencer kepada orang banyak untuk mengajak orang mencegah Global Warming di Dunia.
 Leonardo DiCaprio juga melakukan wawancara dengan berbagai tokoh. Salah satunya adalah Obama Mereka membahas bagaimana kedepannya nanti bersama-sama menemukan jalan keluar dalam Global Warming yang terjadi di Dunia ini.
 Before The Flood adalah film yang dibuat untuk masyarakat banyak sebagai upaya untuk menginformasikan dan mendorong masyarakat untuk ikut beraksi. Film ini sangatlah efektif karena adanya perpaduan yang apik antara fakta-fakta yang disampaikan ilmuwan, diskusi dengan tokoh penting di Dunia dan dampak langsung yang terjadi di Bumi. Film ini juga dirilis di channel National Geographic yang kemudian dapat diakses oleh masyarakat secara mudah. Perubahan iklim itu nyata dan sedang terjadi di Bumi. Edukasi informatif kepada masyarakat luas adalah langkah penting yang dibuat film ini.
 Diakhir film terdapat sebuah percakapan antara Leonardo DiCaprio dengan Astronot NASA yang memberikan harapan yaitu dengan memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh manusia itu sendiri. Sebuah pidato singkat Leonardo DiCaprio mempermanis ending dari film ini dan menjadi adegan terakhir dalam film ini.
 Before the Flood mendapatkan skor 8.3/10 dari IMDb yang menunjukan kalau film ini memang worth it buat ditonton. Setelah menonton ini, saya ingin berkonstribusi dalam menyelamatkan bumi. Mulai dari hal kecil seperti mengurangi pemakaian plastic, membuang sampah ditempatnya dan mengurangi kendaraan bermotor. Tidak perlu hal yang besar untuk berkontribusi karena semuanya dimulai dari hal yang kecil. Buat kalian yang bertanya-tanya kenapa Leonardo DiCaprio main di film seperti ini, jawabannya adalah Leonardo adalah orang yang peduli dengan lingkungan. Hal ini terbukti dengan ia mendirikan yayasan Leonardo DiCaprio Foundation yang bergerak dikepedulian lingkungan. Leonardo bukan hanya seorang actor di film ini, namun pribadinya memang peduli dengan lingkungan.